BSPS Kolbano Tersorot, Warga Tanya Kualitas Pekerjaan dan Alokasi Dana 20 Juta

Kolbano, MataTimorpos.com – Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) tahun 2024 sebesar 20 juta rupiah per rumah di Desa Spaha, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan, menuai sorotan warga. Mereka mempertanyakan kualitas pekerjaan yang dinilai tidak sesuai harapan dan mendesak pemerintah untuk menelusuri program ini agar transparan dan akuntabel.

Kepada media ini, Minggu (30/11/2025), Alexsander Tlonaen, warga Desa Spaha RT 08/RW 04 Dusun 2, mengaku dihapus dari daftar penerima.

Saya ingin mempertanyakan jenis bantuan rumah dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP), ada tulisan BSPS, dan saya didatangi petugas sebagai penerima bantuan perumahan. Namun, karena saya tidak mampu menyiapkan bahan sendiri, saya dihapus dari daftar,” ujarnya.

Baca Juga  Warga Kolbano Protes Pungutan Liar Desa Spaha: Biaya Batu Warna dan Bantuan Beras Tak Jelas Legalitasnya

Menurut informasi, setiap rumah seharusnya menerima dana 20 juta rupiah dengan rincian: 17,5 juta rupiah dalam bentuk bahan bangunan dan 2,5 juta rupiah untuk upah tenaga kerja. Bantuan ini memiliki tiga model, salah satunya menyediakan batako, besi, dan kebutuhan lainnya.

Kejanggalan muncul ketika Alexsander mendatangi langsung pekerjaan salah stau rumah yang belum selesai dikerjakan.

Untuk rumah dengan dinding bebak (setengah tembok) yang sudah lapuk, pekerjaan tidak dibongkar melainkan langsung dilapisi kawat ram lalu diplester, itupun tidak selesai, hanya bagian depan yang ditutupi campuran, sementara bagian dalam kamar atau belakang rumah tidak tersentuh, ungkapnya.

Baca Juga  FPDT Apresiasi Pemerintah TTS Kerjakan Jalan Provinsi Kolo-Nakaf, Minta Penanganan Jembatan dan Korban Longsor Segera

Sebagai warga, Alexsander juga keheranan dengan alokasi dana 17,5 juta rupiah untuk bahan yang hasil kerjanya dinilai tidak memadai. Selain itu, penentuan penerima dianggap tidak tepat sasaran.

Kami masyarakat merasa aneh, seharusnya bantuan ini diberikan kepada warga yang benar-benar membutuhkan, bukan malah pemerintah desa yang diutamakan, sementara masyarakat terabaikan. Kami juga meminta pemerintah untuk menelusuri bantuan ini agar tepat sasaran.Tutupnya

Lifa kafony.

No More Posts Available.

No more pages to load.