David Boimau: Fokus pada Penataan Kota dan Ekonomi Rakyat, Bukan Fly Over

TTS – MataTimorpos .com || David Boimau, Anggota Komisi I DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) , menyarankan Pemerintah Daerah Timor Tengah Selatan (Pemda TTS) untuk mengutamakan program yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan meningkatkan ekonomi rakyat.

Politisi asal Dapil TTS yang juga mantan anggota DPRD Kabupaten TTS tiga periode itu menilai, rencana besar tersebut sebaiknya dikaji ulang secara komprehensif. Menurutnya, kebijakan pembangunan harus berangkat dari kebutuhan nyata masyarakat, bukan sekadar keinginan mempercantik kota.

David menjelaskan, pembangunan fly over atau jembatan penyeberangan biasanya dilakukan di kota-kota besar dengan kepadatan arus lalu lintas tinggi. Sementara kondisi lalu lintas di Kota Soe dinilai masih normal dan belum membutuhkan intervensi berskala besar seperti fly over.

“Bercermin dari manfaat fly over sendiri, hemat saya Kota Soe belum membutuhkan rencana besar Pemda ini. Kepadatan arus lalu lintas di beberapa titik masih dalam batas wajar dan belum mendesak untuk lima tahun ke depan,” ujar David yang kerab sapa D’Boi 77 kepada Media.

Menurutnya, APBD Kabupaten TTS yang sangat terbatas harus digunakan secara efektif dan efisien untuk program yang berdampak langsung bagi masyarakat, seperti perbaikan trotoar, peningkatan akses pejalan kaki, serta penataan kota yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga  20 Anggota Kelompok Tani di TTS Terima Bantuan 64 Unit Alsintan

D’Boi 77 menilai, jika tujuan Pemda TTS adalah mempercantik kota, maka fokus pembangunan seharusnya diarahkan pada penataan manajemen sampah, taman kota, dan pembangunan tugu-tugu tematik bernilai sejarah yang mencerminkan potensi unggulan daerah.

“Kalau mau mempercantik wajah kota, maka fokuslah pada pengelolaan sampah, taman kota, dan tugu bernilai sejarah serta potensi unggulan daerah yang bisa memberi nilai ekonomi,” tegasnya.

Ia mencontohkan ide pembangunan tugu buah apel, jeruk, alpukat mentega, pisang mas, hingga tugu sapi paron Timor dan pacuan kuda Nenonaheun, yang mencerminkan kejayaan sektor pertanian dan peternakan TTS di masa lalu serta potensi ekonominya ke depan.

“Tugu-tugu itu bisa memperindah kota sekaligus menjadi ruang publik bagi warga untuk berkumpul, berjualan, dan menarik wisatawan lokal,” tambahnya.

Lebih lanjut, D’Boi 77 mengusulkan agar penataan Kota Soe dilakukan dengan konsep arsitektur tradisional yang berpadu modern, terutama di kawasan pintu masuk kota. Hal ini, menurutnya, akan memberikan kesan positif bagi pengunjung dan menjadikan Soe sebagai kota transit yang nyaman dan menarik.

Baca Juga  Bupati TTS Sidak Dinas PMD, 20 Pegawai Ketahuan Telat Masuk Kantor

“Bayangkan orang yang melintas bisa berhenti, berfoto, menyeruput kopi, menikmati udara segar Kota Soe. Itu memberi nilai ekonomi bagi warga,” jelasnya.

Ia juga mendorong Pemda TTS untuk mengadakan sayembara desain tata kota yang melibatkan arsitek muda dan desainer lokal, sehingga melahirkan ide-ide segar dengan biaya lebih efisien.

Menurut Boimau, proyek besar seperti fly over justru berisiko menjadi “bangunan besi tua” yang jarang dimanfaatkan jika persoalan dasar seperti sampah, taman, kebersihan jalan, dan kesadaran menanam pohon belum diselesaikan.

“Kalau masalah dasar seperti kebersihan saja belum beres, fly over hanya akan menjadi bangunan kumuh dan mubazir,” ujarnya.
Ia berharap DPRD Kabupaten TTS dapat menjalankan fungsi pengawasan agar penggunaan anggaran publik tetap efisien dan berpihak kepada kepentingan rakyat.
“Penataan kota memang penting, tapi harus memberi dampak nyata bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” pungkas D’Boi 77

Lifa Kafoni.

No More Posts Available.

No more pages to load.