Soe – MataTimorpos – Berjalan dengan tongkat dan penuh semangat, Kristo Nenohalan, siswa berkebutuhan khusus dari SMPLB Negeri Nunumeu, mencuri perhatian publik dalam lomba gerak jalan HUT ke-80 RI sejauh 9 kilometer yang di gelar di Soe,Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada Kamis (07/08/2025). Meski memiliki keterbatasan fisik, tekad dan keberaniannya menyentuh hati banyak orang dan menjadi simbol sejati semangat kemerdekaan.
Bukan karena barisan yang tegap atau langkah yang cepat seperti peserta lain, namun karena keteguhan hati dan keberaniannya untuk ikut ambil bagian dalam lomba tersebut meski memiliki keterbatasan fisik. Dengan kaki kiri yang lebih pendek dan harus berjalan menggunakan tongkat, Kristo tetap tampil percaya diri mengenakan seragam olahraga sekolah dan topi biru kebanggaannya.
“Saya baru pertama kali ikut gerak jalan, saya pasti akan sampai finis,” kata Kristo kepada wartawan MataTimorPos.com dengan suara tenang namun penuh tekad.
“Saya termotivasi ikut karena ingin memberi semangat untuk teman-teman saya yang lain, Kaka. Jangan pernah menyerah hanya karena kondisi kita berbeda,” sambungnya penuh semangat.
Langkah demi langkah ia tapaki dengan peluh dan perjuangan, namun tak sekalipun semangatnya pudar. Sepanjang perjalanan, warga yang menyaksikan aksi Kristo tak kuasa menyembunyikan haru. Sorak sorai dukungan dan tepuk tangan menggema dari kiri-kanan jalan, memberi suntikan semangat bagi Kristo yang terus melaju hingga garis akhir.
Banyak penonton bahkan menitikkan air mata menyaksikan perjuangan siswa berkebutuhan khusus ini. Aksi Kristo menyentuh hati, bukan hanya karena ia mampu menuntaskan lomba, tetapi karena ia mewakili semangat kemerdekaan yang sejati bahwa perjuangan dan pengorbanan bukan soal menang atau kalah, melainkan tentang tidak menyerah.
Sejumlah peserta lomba dari sekolah lain pun mengaku terinspirasi oleh keberanian Kristo. Ia menjadi simbol harapan, bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk mencintai negeri ini dan berkontribusi dalam perayaan nasional.
Salah satu guru pendamping dari SMPLB Negeri Nunumeu mengungkapkan kebanggaan dan rasa harunya melihat perjuangan Kristo.
“Kristo adalah anak yang luar biasa. Ia selalu menunjukkan semangat belajar dan hidup yang tinggi di sekolah. Hari ini, ia bukan hanya berjalan untuk dirinya, tetapi juga membawa pesan besar untuk kita semua: bahwa keterbatasan tidak membatasi semangat,” ungkap guru tersebut.
Panitia lomba pun memberi apresiasi khusus atas partisipasi Kristo. Meski ia tidak ikut dalam kompetisi untuk mengejar juara, kehadirannya dinilai membawa makna yang jauh lebih dalam. Ini bukan semata-mata tentang lomba gerak jalan, melainkan tentang nilai-nilai perjuangan, ketulusan, dan nasionalisme yang hidup di tengah keterbatasan.
Di garis finis, Kristo disambut dengan pelukan hangat dari gurunya dan tepuk tangan meriah dari warga. Ia membuktikan bahwa keterbatasan fisik tak mampu membungkam semangat kemerdekaan yang menyala dalam dirinya.
Kristo Nenohalan telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi anak-anak dan remaja yang mungkin merasa terbatasi oleh kondisi fisik atau keadaan hidup. Ia adalah gambaran nyata dari semboyan “Merdeka adalah hak segala bangsa” termasuk mereka yang memilih untuk berjuang, tidak peduli bagaimana pun kondisi mereka.(Lifa)