matatimorpos.com -SoE | Persoalan klasik di sektor pertanian kembali mencuat ke permukaan. Dalam masa resesnya di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur, David Imanuel Boimau, menerima keluhan seragam dari para petani: sulitnya akses terhadap bibit unggul dan pupuk yang masih menjadi masalah utama dari tahun ke tahun.
“Keluhan ini bukan hal baru, tapi tetap menjadi masalah utama bagi petani. Dari titik satu ke titik lainnya, yang dikeluhkan itu-itu saja: bibit kurang, pupuk tidak ada atau mahal. Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah provinsi,” ujar David kepada wartawan usai menjalankan agenda reses beberapa waktu lalu.
Politisi Fraksi Hanura ini menyebut, masalah pupuk dan bibit tidak bisa dianggap remeh karena berdampak langsung pada produktivitas pertanian. Sebagai mantan anggota DPRD Kabupaten TTS tiga periode, David mengaku sangat memahami denyut persoalan sektor pertanian di daerah yang sebagian besar masyarakatnya hidup dari hasil tani.
Menurutnya, pemerintah provinsi harus memperlakukan kebutuhan dasar petani sebagai prioritas kebijakan. “Kalau kita terus biarkan petani berjuang sendiri tanpa dukungan input pertanian yang memadai, maka jangan harap produksi meningkat. Pemerintah harus hadir secara konkret, bukan sekadar program di atas kertas,” tegasnya.
David juga mengkritisi sistem distribusi bantuan pertanian yang dinilai belum merata dan cenderung bersifat musiman. Ia mendesak Dinas Pertanian Provinsi NTT untuk menyusun skema penyaluran bibit dan pupuk yang lebih adil, berkelanjutan, dan tidak hanya dilakukan menjelang musim tanam.
“Pertanian tidak bisa ditangani dengan pendekatan proyek sesaat. Ini harus dirancang sebagai program jangka panjang yang konsisten, karena menyangkut ketahanan pangan dan kesejahteraan mayoritas rakyat kita,” ujarnya lagi.
Dalam forum-forum resmi DPRD Provinsi, David menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan alokasi anggaran yang memihak sektor pertanian, serta mendorong kolaborasi lintas sektor, termasuk kerja sama dengan pihak swasta untuk memperluas akses petani terhadap sarana produksi.
“Petani adalah tulang punggung bangsa. Jika kita ingin NTT bangkit, maka petaninya harus kuat terlebih dahulu,” pungkas David Boimau.(lifa)