TTS – matatimorpos.com ][ Di tengah kabut tipis yang menyelimuti Kota Soe pada Sabtu, 28 Juni 2025, Hotel Timor Megah menjadi saksi pertemuan ratusan perempuan tangguh dari berbagai pelosok Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Timor Tengah Utara (TTU).
Kota Soe, yang terkenal dengan hawa dinginnya, kerap dijuluki kota dingin. Kabutnya seakan menjadi selimut rahasia, menyembunyikan banyak kisah dan potensi yang tak diketahui dunia luar. Namun, di balik kabut itu sesungguhnya tersimpan kekuatan, perempuan-perempuan Timor yang memiliki bakat, ketekunan, dan keberanian besar, meski selama ini tak terlihat di mata publik.
Hingga akhirnya, muncul sosok Yusinta Ningsih Nenobahan, seorang Srikandi Timor asal Soe, Kabupaten TTS, yang kini menjadi pengusaha sukses di ibu kota. Tak hanya sibuk dengan bisnisnya, Yusinta justru pulang ke tanah kelahiran, menyalakan api pemberdayaan melalui Yayasan Yusinta Ningsih Sejahtera (YNS).
Melalui yayasan inilah, ia menggelar Pelatihan dan Pengkaderan Srikandi YNS bertajuk “Dari Terpinggirkan Menjadi Penentu.” Saat itu, berkumandang sebuah semboyan yang sederhana namun sangat mendalam maknanya “Bife Meto, tulun Bife Meto.” Jika diartikan dalam bahasa Dawan Timor, kalimat itu berarti Perempuan Timor harus membantu Perempuan Timor.
Semboyan ini ternyata direspons dengan sangat baik oleh para Srikandi hebat. Sebagaimana disampaikan kepada MataTimor.com, seorang perempuan Timor bernama Febi Lian, perwakilan dari Kelurahan Nonohonis. Febi menjelaskan bahwa pelatihan ini bukan sekedar tempat belajar, tetapi juga ruang untuk memulihkan harga diri seorang perempuan.
“Saya mau ucapkan terima kasih banyak buat Ibu YNS. Hari ini kami belajar tentang bagaimana perempuan membantu perempuan. Ibu Ningsih perempuan hebat. Kami kagum karena beliau mengajarkan kami berbagi untuk semua yang membutuhkan,” ucap Febi
Senada, Amalia Sriyuni Fallo, salah satu perempuan muda yang kini membuka usaha menjahit dan telah memberikan banyak edukasi serta pelatihan bagi anak-anak muda, turut menyampaikan kesan mendalam. Sejauh ini, Amalia telah menerima anak-anak magang dan memiliki kerja sama dengan beberapa sekolah di Kota Soe, termasuk SMK Negeri 2 Soe dan SMK Negeri Tunua, untuk belajar selama enam bulan di tempat usahanya.
“Harapan saya ke depannya bisa bekerja sama dengan mitra-mitra dari luar yang mungkin nantinya akan menciptakan lapangan kerja bagi perempuan-perempuan muda Timor yang menganggur atau belum memiliki pekerjaan. Karena saya juga punya usaha menjahit, sehingga saya bisa menghimpun perempuan-perempuan Timor seperti Ibu YNS,” ujar Amalia.
Ia melanjutkan, melalui kegiatan yang diselenggarakan Yayasan YNS itu, dirinya mendapatkan banyak pengalaman yang akan menjadi motivasi untuk terus bergerak.
“Pesan Ibu YNS kepada kami bahwa perempuan Timor harus membantu perempuan Timor. Kesan yang saya dapat dari Ibu YNS, saya sangat terinspirasi karena beliau adalah salah satu motivator untuk saya pribadi. Saya akan mengikuti dan belajar banyak hal dari Ibu YNS karena beliau sangat baik, tegas, dan punya hati sosial yang tinggi,” tuturnya.
pantauan MataTimor.com, Yusinta Ningsih Nenobahan dalam paparannya menekankan pentingnya keberanian perempuan Timor untuk memimpin usaha sendiri.
“Produk-produk lokal perempuan Timor memiliki potensi besar. Kita hanya perlu keberanian dan kerja sama yang lebih luas,” tegasnya.
Ia pun mengajak para petani agar tak hanya menanam jagung, padi, pisang, atau umbi-umbian, tetapi juga porang pangan alternatif bernilai jual tinggi yang dapat mendukung ketahanan pangan dan ekonomi keluarga.
Di hadapan para peserta, Yusinta membagikan pengalamannya saat bertemu mahasiswa asal TTS di Jawa.
“Yang dapat beasiswa kebanyakan anak-anak dari keluarga mampu. Sedih rasanya, anak-anak petani yang sebenarnya lebih butuh malah tidak dapat kesempatan,” ujarnya
Melalui divisi pendidikan Yayasan YNS, ia berkomitmen menyalurkan komputer ke sekolah-sekolah yang membutuhkan dan menyediakan beasiswa bagi anak-anak petani yang bercita-cita tinggi.
“Akses pendidikan itu hak semua anak. Bukan hanya milik kalangan elite,” tegasnya